10 November 2008

BERBAGAI INFO KETAM NIPAH

Baik kepiting bakau maupun rajungan adalah komoditas ekspor yang sangat menjanjikan. Berdasarkan data yangtersedia di Departemen Kelautan dan Perikanan, permintaan kepiting dan rajungan dari pengusaha restoran sea foodAmerika Serikat saja mencapai 450 ton setiap bulan. Jumlah tersebut belum dapat dipenuhi karena keterbatasan hasiltangkapan di alam dan produksi budidaya yang masih sangat minim.KEBUTUHAN KEPITING DUNIA Sebuah perusahaan di Tarakan yang menjadi pengumpul sekaligus eksportir kepitingmengaku hanya sanggup mengirim 20 ton kepiting per bulan ke Korea, padahal permintaan mencapai 80 ton per bulan(Kaltim Post Cyber News, 27 April 2007). Kepiting tersebut diekspor dalam bentuk segar/hidup, beku, maupun dalamkaleng. Di luar negeri, kepiting merupakan menu restoran yang cukup bergengsi. Dan pada musim-musim tertentu hargakepiting melonjak karena permintaan yang juga meningkat terutama pada perayaan-perayaan penting seperti imlek danlain-lain. Pada saat-saat tersebut harga kepiting hidup di tingkat pedagang pengumpul dapat mencapai Rp.100.000,- perkg yang pada hari biasa hanya Rp.40.000,- untuk grade CB (betina besar berisi/bertelur, ukuran > 200 g/ekor) danRp.30.000,- untuk LB (jantan besar berisi, ukuran > 500g- 1000g/ekor). Kepiting lunak/soka harganya dua kali lipat lebihtinggi. Di luar negeri, harga kepiting bakau grade CB dapat mencapai 8.40 U$ - 9.70 U$ per kg sedangkan LB dihargai6.10 U$ - 9.00 U$ per kg. Ukuran >1000g (Super crab) harganya 10.5 U$ per kg. Mengapa kepiting banyak diminati?ternyata daging kepiting, tidak saja lezat tetapi juga menyehatkan. Daging kepiting mengandung nutrisi penting bagikehidupan dan kesehatan. Meskipun mengandung kholesterol, makanan ini rendah kandungan lemak jenuh, merupakansumber Niacin, Folate, dan Potassium yang baik, dan merupakan sumber protein, Vitamin B12, Phosphorous, Zinc,Copper, dan Selenium yang sangat baik. Selenium diyakini berperan dalam mencegah kanker dan pengrusakankromosom, juga meningkatkan daya tahan terhadap infeksi virus dan bakteri. Selain itu, Fisheries Research andDevelopment Corporation di Australia melaporkan bahwa dalam 100 gram daging kepiting bakau mengandung 22 mgOmega-3 (EPA), 58 mg Omega-3 (DHA), dan 15 mg Omega-6 (AA) yang begitu penting untuk pertumbuhan dankecerdasan anak. Bahkan kandungan asam lemak penting ini pada rajungan lebih tinggi lagi. Dalam 100 gram dagingrajungan mengandung 137 mg Omega-3 (EPA), 90 mg Omega-3 (DHA), dan 86 mg Omega-6 (AA). Untuk kepitinglunak/soka, selain tidak repot memakannya karena kulitnya tidak perlu disisihkan, nilai nutrisinya juga lebih tinggi,terutama kandungan chitosan dan karotenoid yang biasanya banyak terdapat pada kulit semuanya dapat dimakan.Bukan hanya dagingnya yang mempunyai nilai komersil, kulitnyapun dapat ditukar dengan dollar. Kulit kepiting diekspordalam bentuk kering sebagai sumber chitin, chitosan dan karotenoid yang dimanfaatkan oleh berbagai industri sebagaibahan baku obat, kosmetik, pangan, dan lain-lain. Bahan-bahan tersebut memegang peran sebagai anti virus dan antibakteri dan juga digunakan sebagai obat untuk meringankan dan mengobati luka bakar. Selain itu, dapat juga digunakansebagai bahan pengawet makanan yang murah dan aman. POTENSI KEPITING INDONESIA Indonesia dikenal sebagainegara bahari dan kepulauan terbesar di dunia dengan luas perairan laut termasuk zona ekonomi eksklusif Indonesia(ZEEI) sekitar 5.8 juta kilometer persegi atau 75% dari total wilayah Indonesia. Wilayah laut tersebut ditaburi lebih dari17.500 pulau dan dikelilingi garis pantai sepanjang 81.000 km yang merupakan terpanjang di dunia setelah Kanada. Disepanjang pantai tersebut, yang potensil sebagai lahan tambak ± 1.2 juta Ha. Yang digunakan sebagai tambak udangbaru 300.000 Ha. (Dahuri, 2005). Sisanya masih tidur. Artinya, peluang membangunkan potensi tambak tidur tersebutuntuk budidaya kepiting masih terbuka lebar. Kepiting dapat ditemukan di sepanjang pantai Indonesia. Ada dua jeniskepiting yang memiliki nilai komersil, yakni kepiting bakau dan rajungan. Di dunia, kepiting bakau sendiri terdiri atas 4spesies dan keempatnya ditemukan di Indonesia, yakni: kepiting bakau merah (Scylla olivacea) atau di duniainternasional dikenal dengan nama “red/orange mud crab”, kepiting bakau hijau (S.serrata) yang dikenalsebagai “giant mud crab” karena ukurannya yang dapat mencapai 2-3 kg per ekor, S. tranquebarica(Kepiting bakau ungu) juga dapat mencapai ukuran besar dan S. paramamosain (kepiting bakau putih). Di Indonesia,spesies rajungan yang terkenal dan memiliki nilai ekspor adalah Portunus pelagicus, juga dikenal sebagai SwimmingCrab. Potensi kepiting bakau yang melimpah di negeri kita ini, terlihat ketika penulis berkunjung ke salah satupendaratan ikan di Malili (Kabupaten Luwu Timur) sebagai salah satu rangkaian kegiatan mencari sumber induk kepitingbermutu. Hanya dalam hitungan menit, ratusan kepiting dari berbagai spesies dan ukuran didaratkan disana. Ternyata,pengumpul kepiting dari Makassar telah menunggu dan segera mensortir kepiting layak ekspor, sisanya (GradeBS/rejected live mud crab) dijual kepada pedagang lokal. Menurut pengelola pendaratan ikan tersebut, setiap harinyadidaratkan sekitar 800-1000 kg kepiting dan langsung habis terjual. Hal yang sama juga terjadi di Sumatera, Kalimantan,Jawa, dan Papua. TEKNOLOGI YANG MENDUKUNG Bila ingin menjadikan kepiting sebagai komoditas andalan makapenangkapan dari alam saja tidaklah cukup. Bahkan penangkapan yang berlebihan dapat mengancam kelestarianhewan ini. Karena itu, budidaya adalah pilihan yang tepat. Ada beberapa teknologi yang mendukung kegiatan budidayatersebut, yakni: pembenihan, pembesaran, penggemukan, produksi kepiting bertelur, dan produksi kepiting lunak/soka.Pembibitan kepiting dilakukan di hatchery sebagaimana udang. Hatchery sebaiknya dibangun di daerah dekat pantai,berpasir, banyak tumbuh karang sehingga dengan mudah mendapatkan air bersih melalui pemompaan sehingga lebihekonomis. Diusahakan jauh dari muara sungai atau arus tempat aliran air tawar yang dapat menurunkan salinitas, bebaslimbah, baik limbah industri, pertanian, maupun rumah tangga. Untuk kebutuhan pembenihan rajungan, induk yangdigunakan berukuran minimal 200 g per ekor, sehat, bersih, organ tubuh lengkap, dan sudah mulai matang gonad.Sedangkan untuk pembenihan kepiting bakau, ukuran induk yang digunakan lebih besar, sebaiknya beratnya minimal500 g. Kurang lebih 2 minggu pemeliharaan biasanya kepiting sudah bertelur dan 9-12 hari kemudian telur-telur akanmenetas. Jumlah larva untuk sekali peneluran dapat mencapai jutaan ekor. Pada hari ke 50-60, kepiting/rajungan sudahmencapai fase kepiting muda dan sudah siap di tebar di tambak. Pembesaran umumnya dilakukan di dalam tambak baikdengan maupun tanpa pagar bambu atau waring, juga dapat ditumpangsarikan dengan rumput laut. Penggemukan danproduksi kepiting bertelur dilakukan dalam kurungan yang terbuat dari bambu atau dalam keramba apung, dan kepiting